Perseroan menyadari semakin berkembang bisnis perusahaan tentunya Perseroan akan terekspos pada sejumlah risiko usaha. Oleh karena itu, Perseroan merasa penting untuk mengembangkan sistem manajeme risiko agar dapat mengelola risiko-risiko usaha dan menentukan langkah mitigasinya. Sistem manajemen risiko yang dikembangkan Perseroan dalam hal ini meliputi identifikasi, evaluasi, serta pengendalian risiko-risiko yang berpotensi menghambat aktivitas Perseroan, kelangsungan usaha, serta menyebabkan tidak tercapainya tujuan Perseroan.

Pada tahun 2020, Perseroan mengidentifikasi sejumlah risiko usaha, yaitu:

  1. Risiko Kredit
    Risiko kredit adalah risiko bahwa counterparty tidak akan memenuhi liabilitasnya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Perseroan mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau eksposur terkait dengan batasan-batasan tersebut.
     
  2. Risiko Likuiditas
    Dalam mengelola risiko likuiditas, Perseroan memantau dan menjaga tingkat kas dan bank yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perseroan untuk mengatasi dampak dari arus kas. Perseroan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif perolehan dana, antara lain termasuk pinjaman bank.
     
  3. Risiko Pandemi
    Risiko pandemi merupakan risiko yang berada di luar jangkauan Perseroan. Untuk itu, Perseroan merespon situasi tersebut dengan memantau dampak dari pandemi terhadap aspek operasional dan finansial perusahaan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi bisnis Perseroan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan usaha.

Perseroan senantiasa berkomitmen untuk mengelola risiko usaha secara proaktif, efektif dan efisien dengan memprioritaskan kesinambungan bisnis Perseroan untuk jangka panjang. Setiap tahunnya, Perseroan melakukan evaluasi terhadap kriteria risiko guna menjaga relevansinya.